Goa/ Terowongan peninggalan masa lampau ini memiliki bentuk yang sempit, mulut goa/ terowongan ini memiliki lebar 1 m dan tinggi 2,5 m dengan kedalaman goa 7 m. Ketika Tim Komunitas Jelajah Sejarah Soekaboemi (JSS) menemukan serta menelusurinya pada tahun 1995 lalu sampai dengan sekarang, terlihat pada bagian dalam goa tersebut terdapat tembokan mirip tempat dapur yang berfungsi sebagai tempat cuci piring, dan peralatan rumah tangga lainnya.
Sebenarnya kedalaman goa/ terowongan tersebut dapat dipastikan lebih jauh dan lebih panjang dari ukuran/ kedalamannya yang sekarang terlihat ditutup oleh batu - batuan. Hal tersebut didapatkan dari narasumber (Kang Dida Hudaya) bahwa kedalaman terowongan ini sebetulnya sangat panjang, mulut goa ini dimulai dari lokasi bekas rumah administratur yang terletak bersebelahan dengan jalan raya Cipetir.
Sedangkan mulut goa/ terowongan yang kedua terdapat dilokasi perkebunan yang sama dan sedikit jauh kearah bawah dari lokasi yang pertama, sedangkan mulut dari goa/ terowongan yang ketiga berada di pabrik tua pengolahan karet "Gutta Percha" Cipetir yang telah dirintis pada tahun 1885 - 1921 silam tersebut.
Analisis sementara dari keberadaan goa/ terowongan tersebut kemungkinan pernah difungsikan sebagai akses jalan lain menuju kedua lokasi yang telah disebutkan diatas, kemungkinan kedua lokasi goa ini sebagai lokasi keamanan yaitu apabila telah terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan seperti serangan, dan lain - lain.
Sekilas Perkebunan karet Gutta Percha
Tanaman Gutta Percha adalah tumbuhan hutan yang diperkirakan banyak tersebar disekitar pegunungan yang berada di Kepulauan Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia.
Tanaman karet "Gutta Percha" mempunyai pohon yang besar dengan ketinggian rata - rata mencapai 30 M, dan mempunyai diameter sampai 120 Cm. Memiliki batang yang lurus, berbentuk bulat dengan banir tipis, lebar. Kayunya berwarna coklat kemerahan, mengkilat, mempunyai urat dan ringan. Buahnya hijau memanjang serta berisi biji yang memanjang pula.
Gutta Percha banyak tumbuh di hutan -hutan tropika, diantaranya banyak terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian mencapai 1500 M DPL. Perkembangbiakan pohon ini dengan menggunakan biji, namun dapat juga diperbanyak dengan cara menggunakan teknik stek.
Proses produksi dari getah karet jenis Gutta Percha ini didapat dengan cara menggiling dari daun - daunannya, hal ini berbeda dengan jenis karet yang umum kita ketahui yaitu dengan cara mengambil getah karetnya dengan disadap/ membuat ulir pada batang pohon karet tersebut.
Kegunaan utama dari karet Gutta Percha diantaranya adalah :
- Digunakan sebagai pelapis bagian luar
dari produk bola golf, campuran gips
untuk pembalut tulang, serta
Pembuatan gigi palsu.
- Kayunya dapat digunakan untuk dibuat
perabot rumah, lantai rumah,
dan aneka mebel.
- Buah Gutta Percha dapat dikonsumsi
serta Bijinya mengandung lemak
untuk memasak.
- Bagian bunga dari karet Gutta Percha
dapat dimanfaatkan sebagai obat diare,
aromatik, ekspektoran, dll.
- Minyak biji dapat dimanfaatkan sebagai
minyak lampu, obat koreng, encok, biji
untuk eksim, urat darah membesar, dan
benangsasi untuk sakit panas.
Antara tahun 1856 sampai dengan tahun 1896, penggunaan karet Gutta Percha pada skala dunia digunakan untuk insulasi kabel bawah laut dan sudah mencapai 16.000 ton yang telah terbentang sejauh 184.000 mil laut di sekitar pantai Benua Amerika, Eropa, Asia, Australia, pantai timur serta disebelah barat Afrika.
Karena melihat prospek komersial yang baik , pada tahun 1885, Pemerintah Hindia Belanda melakukan penelitian dengan cara menanam pohon karet Gutta Percha, untuk kemudian diseleksi dan ditanam pada lahan perkebunan Cipetir Cikidang yang pada saat itu Kebun Cipetir adalah kebun percobaan yang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor. Saat ini perkebunan Cipetir Cikidang telah menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII/ PTPN VIII, Kabupaten Sukabumi.
Pada sekitar tahun 1901, karena kebutuhan produk karet Gutta Percha yang meningkat, Pemerintah Kolonial Belanda membangun Perkebunan Negara Gutta Percha Cipetir .
Dimulai sekitar tahun 1901 sampai dengan tahun 1906 dilakukan penambahan areal lahan seluas 1000 ha, yang kemudian pada tahun 1919 penanaman karet Gutta Percha diperluas lagi seluas 250 ha.
Kini lokasi dari pabrik tua Cipetir menjadi potensi wisata yang sangat menjanjikan, keberadaannya menjadi sorotan dan telah dikenal di seluruh dunia ketika beberapa waktu lalu produk blok karet bertuliskan "Tjipetir" ditemukan mengambang dan tersebar di lautan benua eropa.
* Tim solid Komunitas Jelajah Sejarah
Soekaboemi (JSS)
* JSS Explorer
* JSS Research
* JSS Reen Actor
* Tropen Museum
* WereldCulturen
* Dari berbagai sumber