Selasa, 06 Agustus 2019

Menguak Legenda Goa Karang Tulak Cibadak Kabupaten Sukabumi



Sore menjelang malam hari.. Kami melangkah menuju lokasi Goa Karang Tulak. Perjalanan tidak banyak menyita waktu, sebab lokasi ini berjarak tidak begitu jauh dari kota Cibadak yang berlokasi diantara Jalan raya Cibadak - Palabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.


Kegiatan eksplorasi dan penelitian ini kami awali dengan acara berkemah di lokasi goa Karang Tulak. Adapun waktu untuk eksplorasi dan penelitian sengaja kami pilih pada malam hari serta dilanjutkan pada esok harinya.


Tim jelajah terdiri dari Kang Dida Hudaya, Ki Guna Wisesa, Ambu Zahwa Aulia, Kang Dadang Suherman, Teh Lilis, Kang Fery,  Kang Yani, serta saya sebagai penulis. Tim harus berhati - hati untuk berkeliling disekitar lokasi dan mendaki bukit ini dikarenakan banyak terdapat hewan - hewan liar yang kami temui di lokasi seperti bayawak dan berbagai jenis/ ukuran ular berbisa.


Suasana malam di lokasi Goa Karang Tulak ini begitu menggelitik dan mendebarkan hati kami semua untuk merasakan suasana alam disekitar area lokasi tersebut yang sarat dengan legendanya dimasa lampau yang terkenal sebagai bekas dari wilayah kabuyutan berlokasi di wilayah Cibadak.


Masyarakat disekitar lokasi Goa tersebut mengenal lokasi ini dengan sebutan Goa Karang Tulak, yang memang dulu pada bagian atas/ ujung bukit batuan cadas ini terdapat sebuah batu besar yang terkunci oleh batu lainnya sehingga tidak terjatuh kebawah dan hal ini menjadi dasar dari penamaan lokasi goa tersebut. Selain dari pada itu banyak terdapat jenis batuan berukuran besar dibagian atas goa Karang Tulak tersebut.


Lokasi dari Goa Karang Tulak ini didalam legenda Masyarakat sekitar dikenal pula dulunya sebagai lokasi petilasan beberapa tokoh - tokoh terkenal di masa Kerajaan Sunda/ Galuh masih berdiri, diantaranya yaitu : 

- Prabu Tajimalela
- Prabu Ciung Wanara
- Prabu Siliwangi
- Prabu Kean Santang, serta tokoh - tokoh
  lainnya termasuk Bung Karno sebagai
  presiden RI pertama.


Selain itu dapat dimungkinkan juga lokasi ini berkaitan erat dengan keberadaan 4 buah Prasasti Sanghyang Tapak (Ki Tapak) yang dibuat oleh Sri Jaya Bupati (Raja Kerajaan Sunda) pada tahun 1030 Masehi dan memang tidak begitu jauh dari lokasi penemuan prasasti - prasasti tersebut.


Goa Karang Tulak ini terlihat hijau alami, hal ini dikarenakan lokasi Goa tersebut sudah ditumbuhi pohon beringin, serta tumbuhan liar lainnya yang tampak sudah berusia tua membuat udara dibawah rimbunnya lokasi inipun terasa segar alami dengan semilirnya tiupan angin.


Ada terdapat 5 buah goa lebih berbagai ukuran yang terdapat di lokasi Goa Karang Tulak ini, sebagian goa ada tersebar yang terdapat pada dinding batuan alami disepanjang barisan bukit gentur tersebut. Diantaranya terdapat 2 buah goa yang saat kami telusuri masuk ternyata lorongnya kembali lagi keluar mulut goa lainnya yang terdapat dibagian depan.


Goa - goa tersebut kami telusuri masuk untuk mengetahui kebenaran dari cerita yang telah melegenda bahwa goa - goa yang ada dilokasi ini dapat menembus ke goa - goa lainnya yang terdapat di Goa Kuta Maneuh Cisaat, Goa Cukang Lemah di Taman Prabu Siliwangi Cibadak, ada juga yang tembus sampai Palabuhan Ratu.


Terdapat juga beberapa bagian goa yang didalamnya seolah tertutup patahan batu berukuran besar dari langit - langit goa diatasnya, hal ini dapat dimungkinkan akibat dari pergeseran alami yang timbul akibat gempa.


Bagian dasar lantai dari goa - goa tersebut rata - rata berlantaikan lapisan lumpur/ tanah yg mengandung air, lumpur ini dapat dimungkinkan terbawa masuk dari lubang - lubang kecil ataupun patahan goa yang terdapat pada bagian atas Karang Tulak serta terbawa oleh air hujan sehingga lumpur tersebut terbentuk menjadi lantai dari goa - goa tersebut.


Lokasi Goa Karang Tulak menyimpan potensi wisata alam yang dapat dikelola secara profesional disamping memiliki legenda/ kearifan lokal yang telah dikenal secara turun temurun, lokasi ini memiliki keindahan alam yang unik dan menarik karena tidak jauh dari aliran sungai serta berdekatan pula dengan lokasi kesejarahan era kolonial yaitu bangunan bendungan yang menuju ke PLTA Ubrug.


Kegiatan eksplorasi dan penelitian yang dilakukan oleh Tim Komunitas Jelajah Sejarah Soekaboemi (JSS) ini dilanjutkan pada pagi harinya dengan acara bersih - bersih di area depan goa Karang Tulak tersebut sebagai bakti komunitas JSS sehingga tercipta lokasi kesejarahan dan wisata alam yang berpotensi serta nyaman untuk dikunjungi wisatawan.



* Komunitas Jelajah Sejarah Soekaboemi
* JSS Explorer & Research
* Fb. Jelajah Sejarah Soekaboemi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar